Komunalnews.com
Jauh sebelum merdeka, wilayah Nusantara sudah mengenal
pasukan militer untuk keperluan tempur melawan penjajahan.
Namun, pasukan-pasukan itu umumnya amatir, yaitu tidak
mendapatkan pelatihan militer sebagaimana mestinya.
Pasukan-pasukan itu umumnya rakyat jelata dengan berbagai
macam profesinya. Mereka dipanggil untuk dijadikan pasukan oleh seorang raja
atau penguasa.
Meski demikian, kerajaan-kerajaan di masa lalu ada yang
memiliki pasukan elite yang dibina layaknya TNI pada saat ini. Salah satu
pasukan elite itu adalah Legiun Mangkunegaran.
Sejarah
Legiun Mangkunegaran
Legiun Mangkunegaran aktif berkiprah selama periode tahun
1808-1942 Masehi. Ini merupakan pasukan elite milik Praja Mangkunegaran di
Surakarta.
Legiun Mangkunegaran dibentuk oleh Kanjeng Gusti
Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara II pada tahun 1808.
Meski demikian, embrio pasukan militer ini sudah ada sejak
masa perjuangan Pangeran Sambernyawa atau KGPAA Mengkunegara I.
Setelah menjalani masa perang gerilya yang panjang, Pangeran
Sambernyawa mendapatkan haknya sebagai Adipati di Pura Mangkunegaran pada tahun
1757.
Selama berkuasa, Mangkunegara I tetap melakukan konsolidasi
pasukan tempurnya saat perang gerilya dulu.
Para pasukan yang setia kepadanya itu kemudian dikenal
sebagai satuan militer Praja Mangkunegaran, yang memiliki 12 kesatuan.
Pada perkembangannya, 12 kesatuan yang berpengalaman
bergerilya itu berkembang dan ditambah 22 unit infanteri, kavaleri, dan
artileri yang masing-masing berisi 44 orang.
Kesatuan inilah yang menjadi cikal bakal Legiun
Mangkunegaran pada masa Mangkunegara II berkuasa.
Pasukan Modern Pertama di Indonesia
Pembentukan Legiun Mangkunegaran seiring dengan
kedatangan Gubernur Jenderal Belanda Herman Willem Daendels ke Batavia.
Sebagian pendanaan dan pelatihan pasukan elite ini
juga berasal dari Belanda, yang saat itu berada di bawah kekuasaan Napoleon
Bonaparte dari Prancis.
Sehingga, sejumlah pihak menyebutkan bahwa Legiun
Mangkunegaran merupakan pasukan elite warisan Napoleon di Tanah Jawa.
Legiun Mangkunegaran juga sangat terinspirasi dari
gaya pasukan Grande Armee, pasukan darat terkuat di dunia saat itu, yang
dipimpin langsung Napoleon.
Markas Legiun Mangkunegaran ada di sisi timur Pura
Mangkunegaran. Pelatihannya dipusatkan di Soldat Sekul, sekolah militer milik
Praja Mangkunegaran.
Dalam pelatihan itu, para pasukan dilatih untuk
mahir menggunakan berbagai macam senjata, mulai senjata tajam, senjata api,
maupun artileri atau meriam.
Tak hanya itu, Legiun Mangkunegaran juga dilatih
agar memiliki mobilitas tinggi dengan menggunakan kuda.
Selain perang gerilya, Legiun Mangkunegaran juga
dilatih untuk menghadapi perang jangka panjang.
Dengan pelatihan yang kompleks itu, Legiun
Mangkunegaran menjelma menjadi pasukan modern pertama di Indonesia.
Hal ini lantaran unsur infanteri, kavaleri, dan
artileri tergabung dan aktif di dalam Legiun Mangkunegaran.
Kekuatan
Legiun Mangkunegaran
Pada saat itu Legiun
Mangkunegaran memiliki jumlah personel mencapai 1.150 orang prajurit.
Mereka terbagi menjadi
pasukan infanteri berjumlah 800 prajurit, pasukan penyerbu 100 prajurit,
pasukan kavaleri 200 prajurit, dan pasukan “rijdende artileri” atau meriam 50
prajurit.
Persenjataan yang
digunakan juga sangat lengkap, yang meliputi persenjataan khas Jawa seperti
keris, hingga persenjataan Eropa seperti senapan dan pistol.
Legiun Mangkunegaran juga memiliki struktur
layaknya pasukan modern pada umumnya. Strukturnya terdiri dari 2 orang perwira
senior berpangkat mayor, 4 orang letnan ajudan, 9 orang kapten, 8 letnan tua, 8
letnan muda.
Kemudian ada 32 orang
sersan, 62 orang kopral, 900 orang flankier, 200 orang dragoon, dan 50 orang
steffel.
Para prajurit Legiun
Mangkunegaran juga mengenakan seragam berupa jas hitam pendek dan topi syako
bagi bintara.
Sementara perwira
mengenakan topi syako, jas hitam, dan celana putih.
Legiun Mangkunegara
juga terlibat dalam sejumlah pertempuran besar, seperti Perang Napoleon di Asia
tahun 1811, menumpas bajak laut di Bangka tahun 1819-1820.
Kemudian Perang Jawa
1825-1830, Perang Aceh 1873-1904, hingga perang menghadapi tentara Jepang pada
tahun 1942.
Komentar
Posting Komentar