Komunalnews.com
Keputusan terkait hasil Musyawarah Daerah (Musda)
DPD Partai Demokrat kembali berujung ricuh. Kali ini kericuhan terjadi usai
pengumuman ketua baru DPD Partai Demokrat NTT.
Massa memprotes hasil Musda Demokrat NTT yang menetapkan Leonardus Lelo sebagai
Ketua DPD Partai Demokrat NTT terpilih.
Leonardus Lelo saat dihubungi,
mengatakan massa yang ricuh mengatasnamakan
simpatisan Jefri Riwu Kore. Aksi bakar-bakar atribut ini berlangsung pada pukul
12.00 WIT.
"Yang bakar-bakar itu dia berkisar mungkin jam 11 atau setengah 12 gitu,
jam 12-lah (waktu NTT)," kata Leonardus
Leo mengatakan aksi bakar-bakar ini pecah usai dirinya mengumumkan terpilih sebagai
Ketua DPD Demokrat NTT terpilih untuk 5 tahun ke depan. Leo menegaskan proses
terpilihnya dirinya sebagai Ketua DPD Demokrat 2021-2026 sesuai aturan partai.
"Kita di AD/ART itu Musda sudah diselenggarakan tanggal 15 Oktober 2021
karena di PO, Peraturan Organisasi Nomor 2/2021 Tanggal 3 Mei 2021, di mana
Musda itu hanya menetapkan calon yang memenuhi syarat minimal 20 persen
dukungan dari DPC. Selanjutnya, ketika dia lolos menjadi calon di Musda
Demokrat, maka yang bersangkutan itu mengikuti fit and proper test DPP melalui
Tim 3, yaitu Ketum, Sekretaris Jenderal, dan BPOKK. Nanti diputuskan sepenuhnya
oleh tim 3," kata Leo.
Leo menyebut Tim 3 DPP diketuai Ketum Agus Harimurti Yuhdoyono atau AHY. Dia
menegaskan AHY sudah membuat keputusan yang sah dan sesuai aturan partai.
"Sehingga apabila gerakan-gerakan yang dilakukan sebenarnya menyalahi,
tidak memahami AD/ART dan PO. Saya mengatakan tadi, jika yang bersangkutan
kader seharusnya tidak ada aksi-aksi begitu. Ada dua pilihan, nanti akan
mengecek apabila bukan kader Partai Demokrat maka dia akan diproses secara
hukum, apalagi membakar melakukan kegiatan anarkis membakar atribut Partai
Demokrat. Kalau sebagai kader kita rekomendasikan dipecat," ujar Leo.
Leo bersama Jefri Riwu Kore merupakan calon Ketua DPD Demokrat NTT sebelum nama
pertama terpilih. Leo menyayangkan aksi anarkis ini.
"Ini kan harus menghargai. Sebagai kader harus mengamankan keputusan DPP
sebagai kader karena aturan sudah jelas kok," katanya.
Leo membela Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan meminta sang Ketum Demokrat
tidak disalahkan.
"Sejak awal, kami semua, para pengurus dan kader Demokrat NTT, sepakat
untuk menghormati apa pun keputusan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti
Yudhoyono dalam memutuskan siapa yang menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi
NTT periode 2021-2026, dari dua kader terbaik yang diusulkan di Musda beberapa
waktu lalu," ungkap Leo.
Lapor Polisi
Dari kericuhan ini, Partai Demokrat pun melaporkan peristiwa pembakaran atribut
itu ke polisi.
"Sudah dibuat LP (laporan) di Polres Kota Kupang," kata Ketua Badan
Hukum dan Pengamanan DPP Demokrat Ardy Mbalembout kepada wartawan
Menurut Ardy, laporan Demokrat sudah diterima polisi. Dia juga mengungkapkan
nomor laporan polisi perihal pembakaran atribut. Dugaan tindak pidana yang
dilaporkan, yakni perusakan barang milik orang lain.
"Nomor LP: 012/I/2021/SpKT. Diduga melanggar Pasal 406 KUHP," ungkap
Ardy.
Kericuhan
di Musda DPD Riau
Sebelum ricuh di Musda DPD Demokrat NTT, Musda di
DPD Riau juga sempat ricuh. Musda DPD Riau bikin pengurus lama murka. Nama
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY disalahkan,
disebut bikin kecewa pihak yang 'kalah'.
Ribut-ribut di Demokrat Riau ini juga sampai berujung pembakaran atribut. Aksi
bakar atribut dilakukan di halaman kantor DPD Demokrat Riau Jalan Arifin Achmad
Pekanbaru. Kader kecewa karena AHY diduga merestui pelaksanaan Musda di
Pekanbaru.
Para kader awalnya mengutarakan rasa kecewa atas kepemimpinan AHY. Mereka
menyebut suara Partai Demokrat di pusat kuat karena dukungan dari kader
Demokrat Riau.
Tidak lama setelah mengutarakan rasa kecewa, kader membuka baju dan atribut
Partai Demokrat. Kader kemudian kompak membakar atribut di tumpukan kayu yang
sudah membara apinya.
"Atribut semua saya bakar karena kecewa dengan demokrat di bawah
kepemimpinan AHY. AHY memimpin partai ini beda jauh dengan cara SBY, SBY selalu
mengajarkan kesantunan dan aturan, ini berbeda," tegas kader Demokrat
Riau, Kamaruzman.
Komentar
Posting Komentar