Langsung ke konten utama

Gus Adhi Gerakkan Ekonomi Kerakyatan Lewat Budidaya Lele Sistem Bioflok


 Komunalnews.com

Upaya menggerakkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19 terus dilakukan. Salah satunya yakni melalui budidaya lele dengan menggunakan sistem bioflok. Hal inilah yang ditunjukkan Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) atau kerap disapa Gus Adhi melalui Kelompok Mina Amerta, Banjar Muding, Desa Kerobokan Kaja, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung

Gus Adhi berhasil menggerakkan ekonomi kerakyatan lewat bantuan budidaya lele sistem bioflok yang telah digulirkan dan dijalankan di berbagai daerah di Bali. Salah satunya seperti tercermin keberhasilan panen perdana budidaya lele sistem bioflok dari Kelompok Mina Amerta, Banjar Muding, Desa Kerobokan Kaja, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung.

Gus Adi tak sungkan turun langsung meninjau sekaligus melakukan panen perdana di kelompok ini bersama Ketua Kelompok Mina Amerta I Putu Lanang Perbawa dan anggota dimana program ini merupakan hasil perjuangan Amatra membawa program pemerintah pusat ke Bali khususnya dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI dengan nilai bantuan total sebesar Rp 200 juta.

Gus Adhi, awal sebelum menjadi Anggota DPR RI merupakan pembudidaya lele ini tidak segan-segan ikut turun ke kolam bioflok untuk panen lele. Baginya lele juga punya nilai historis tersendiri sebab dirinya terpilih sebagai Anggota DPR RI Dapil Bali dari Partai Golkar untuk pertama kalinya pada Pileg 2014 lalu karenanya dirinya gencar juga mendampingi dan memberdayakan warga Bali untuk beternak lele.

Anggota Komisi II DPR RI ini pun mengaku gembira dengan hasil panen perdana budidaya lele sistem bioflok dari Kelompok Mina Amerta yang mampu panen hingga mencapai 1.200 kg setelah tiga bulan budidaya dengan harga jual Rp 17 ribu per kg sehingga mampu menghasilkan sekitar Rp 20 juta. Dirinya pun bangga kelompok ini mampu melakukan budidaya lele sistem bioflok dan memanfaatkan dengan baik bantuan yang telah diberikan.

“Dari bibit yang ditebar 3 bulan lalu sekarang mampu dipanen sebanyak 65 persen karena ada sisa kematian akibat penyakit aeromonas dan ini yang perlu penanganan. Namun dari hasil panen, dibandingkan dengan pengeluaran pakan dan biaya operasional, Kelompok Mina Amerta sudah relatif mampu menggerakkan perekonomian di sini,” katanya.

Wakil rakyat yang dikenal dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah” ini optimis pada panen-panen berikutnya dengan adanya bibit unggul serta teknik budidaya yang tepat maka Kelompok Mina Amerta bisa meningkatkan hasil panennya guna mendongkrak kesejahteraan anggotanya.

“Mudah-mudahan juga penanggulangan penyakit dan kendala lainnya bisa kita wujudkan,” kata Gus Adhi yang sebelumnya bertugas di Komisi IV DPR RI membidangi pertanian, kelautan, kehutanan dan lingkungan hidup itu.

Anggota DPR RI dua periode ini lantas mengimbau anggota kelompok agar mampu menciptakan pakan mandiri dalam budidaya lele sistem bioflok. Sebab pakan mandiri akan mampu menekan biaya operasional dan mengurangi ketergantungan peternak lele terhadap pakan dari luar sehingga bisa meningkatkan untung atau profit.

“Mudah-mudahan ekonomi tergerak dari budidaya lele ini,” politisi Golkar asal Kerobokan Badung yang juga Ketua Harian Depinas SOKSI dan Ketua Depidar SOKSI Bali ini.

Sementara itu Ketua Kelompok Mina Amerta I Putu Lanang Perbawa mengucapkan terima kasih atas bantuan program budidaya lele sistem bioflok yang diberikan Gus Adhi.

“Anggota kelompok kami sekarang makin semangat budidaya lele sistem bioflok karena sudah ada bukti nyata ini mampu menggerakkan perekonomian di sini. Kami sangat bersyukur bantuan ini turun karena sangat membantu perekonomian masyarakat anggota kelompok yang notabene dulunya pelaku pariwisata,” kata Lanang Perbawa.

Dikatakan Kelompok Mina Amerta mampu panen hingga mencapai 1.200 kg setelah tiga bulan budidaya dengan harga jual Rp 17 ribu per kg sehingga mampu menghasilkan sekitar Rp 20 juta dengan biaya pakan dan operasional di kisaran Rp 8 juta sehingga ada keuntungan mencapai Rp 12 juta dalam sekali siklus budidaya. “Jadi kami akan kembangkan lagi dan menambah kapasitas kolam,” terang Lanang Perbawa.

Namun diakui memang masih ada tantangan dalam budidaya lele sistem bioflok ini seperti adanya serangan penyakit aeromonas pada lele yang menyebabkan kematian lele sampai 30 persen. “Tentu itu akan kami carikan solusi dan kami berharap terus ada pendampingan,” pungkas Lanang Perbawa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jusuf Kalla : Kebijakan Subsidi BBM Harus Dikurangi di Masa Mendatang

Komunalnews.com Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengomentari soal kebijakan subsidi BBM yang masih dilakukan pemerintah. Menurut dia, sebaiknya kebijakan itu tak dilanjutkan di masa mendatang. "Kalau dari sisi pemerintah dan tentu berpengaruh ke ekonomi nasional, pemerintah harus punya daya beli yang kuat. Karena itu, pemerintah seharusnya mengurangi dampak subsidi yang tidak perlu," kata dia dalam sesi Nation Hub, CNBC Indonesia, Kamis (18/5/2023). Ia melanjutkan bahwa subsidi memang tidak apa-apa diberikan ke masyarakat yang tidak mampu. Namun, jangan sampai dilakukan terus-menerus. Menurut JK, masyarakat sebenarnya mampu untuk membeli BBM tanpa subsidi. Ia menyinggung pengalamannya saat masih menjabat pada 2005 lalu. "Pengalaman saya waktu itu 2005 menaikkan BBM sampai 100% masyarakat menerimanya," ujarnya. JK juga mengomentari soal nilai ekspor yang naik, tetapi tidak dibarengi dengan cadangan devisa yang naik. Sementara itu, untuk kebijakan hilirisasi

Jokowi Memantapkan Posisi sebagai King Maker dalam Pilpres 2024

Komunalnews.com Manuver politik dengan gaya pembisik, sebenarnya menarik untuk ditilik. Pasalnya, manuver itu agak kurang mengena logika. Saat ini sudah ada tiga poros kekuatan politik yang siap terjun dalam Pilpres 2024. Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung Anies Baswedan, Koalisi Pendukung Ganjar Pranowo yang terdiri dari PDIP, dan PPP, serta KKIR yang mencapreskan Prabowo Subianto. Setelah PPP merapat ke kubu Ganjar, KIB tak lagi relevan. Partai Golkar kini sibuk kasak-kusuk mencari negosiasi yang paling menguntungkan. Sedangkan PAN, tak lagi jelas ke mana arah haluan. Jika peta capres sudah terkonfirmasi, pertanyaan tentang siapa yang mau mendengar bisikan Jokowi mencuat. Selain itu, ke mana sosok cawapres hasil musra akan dibisikkan juga jadi pertanyaan. Saat berpidato di depan para pendukungnya akhir pekan lalu, Jokowi tak lagi berbicara mengenai warna rambut, atau wajah yang berkerut. Dekat dengan rakyat, berani, dan paham bagaimana memajukan negeri, itulah rekomenda

Kisah Penemuan Cullinan, Berlian Terbesar di Dunia dari Tambang Afrika

 Komunalnews.com Pada 25 Januari 1905, di Tambang Premier di Pretoria, Afrika Selatan, berlian 3.106 karat ditemukan saat inspeksi rutin oleh pengawas tambang. Dengan berat 1,33 pon, berlian ini diberi nama "Cullinan". Ini disebut sebagai berlian terbesar yang pernah ditemukan. Frederick Wells, sang penemu, berada 18 kaki di bawah permukaan bumi ketika dia melihat kilatan cahaya di dinding tepat di atasnya. Dilansir History, penemuannya dipresentasikan pada sore yang sama kepada Sir Thomas Cullinan, yang memiliki tambang itu. Cullinan kemudian menjual berlian itu kepada pemerintah provinsi Transvaal, yang memberikan batu itu kepada Raja Inggris Edward VII sebagai hadiah ulang tahun. Khawatir berlian itu mungkin dicuri dalam perjalanan dari Afrika ke London, Edward mengatur untuk mengirim berlian palsu ke atas kapal uap yang penuh dengan detektif sebagai taktik pengalih perhatian. Sementara umpan perlahan-lahan berjalan dari Afrika dengan kapal, Cullinan dikirim ke Inggris dal