Langsung ke konten utama

Warisan Pengusaha Terkaya Asia dari Semarang Disita Rezim Sukarno?


 Komunalnews.com

Harta warisan peninggalan pengusaha terkaya Asia dari Semarang, Oei Tiong Ham, disita negara pada masa pemerintahan Presiden Sukarno. Penyitaan aset peninggalan taipan yang dijuluki Raja Gula Asia itu terjadi pada 1963.

Aset bisnisnya sangat banyak yang seluruhnya tergabung dalam Oei Tiong Ham Concern. Semasa hidupnya, pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah, itu mengembangkan bisnis ke berbagai negara di dunia.

Peninggalan kerajaan bisnisnya di Tanah Air pun tersebar di berbagai wilayah di Pulau Jawa, Sumatra, hingga Sulawesi. Namun, kejayaan bisnis pengusaha terkaya Asia itu berakhir pada 10 Juli 1961. 

pada 10 Juli 1961 pengadilan ekonomi mengeluarkan keputusan penyitaan dan nasionalisasi terhadap seluruh aset OTH Concern di Indonesia.

Pada babak selanjutnya, yaitu tahun 1964, pengelolaan seluruh aset peninggalan Oei Tiong Ham diserahkan ke perusahaan negara, PT Rajawali Nusantara Indonesia yang masih bertahan sampai saat ini.

Sederet pabrik gula di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang ada saat ini merupakan salah satu warisan kejayaan pengusaha terkaya Asia asal Semarang itu.

Penyitaan Aset Warisan

Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Southeast Asian Studies 1989, Oei Tjong Ie, anak sulung dari istri ketujuh Oei Tiong Ham, Lucy Ho, menjelaskan sengketa warisan sang ayah yang akhirnya disita negara. Keturunan Oei Tiong Ham menyadari adanya masalah terkait aset bisnis yang dikembangkan. Namun, mereka tidak menyangka penyitaan terjadi secepat itu.

“Kesulitan besar yang kami hadapi dengan pemerintah mungkin adalah suatu petunjuk. Tapi, tidak satu pun dari kami mengharapkan penyitaan secepat itu. Menurut saya hal itu ilegal,” kata Oei Tiong Ie dalam wawancara tersebut.

Ada yang menyebutkan penyitaan itu terjadi karena pengelola bisnis peninggalan Oei Tiong Ham membuat Presiden Sukarno marah. Namun, Oei Tjong Ie menyangkal hal tersebut. Baginya, penyitaan aset itu bukan pukulan mematikan bagi sejarah bisnis keluarga Kian Gwan—peninggalan Oei Tiong Ham—tetapi hal terburuk dalam sejarah mereka.

“Penyitaan terjadi karena situasi dan hubungan yang buruk antara masyarakat dengan kalangan atas di Kian Gwan,” sambung Oei Tjong Ie.

Setelah keputussan penyitaan aset pengusaha terkaya Asia dari Semarang dibacakan, pihak keluarga langsung menggelar rapat di Amsterdam, Belanda. Mereka menyadari kenyataan bahwa penyitaan akan membawa banyak masalah bagi aset lainnya di luar negeri. Sebab, selama itu Indonesia menjadi pusat sumber daya bisnis yang mereka lakukan.

Akibat penyitaan itu, beberapa perusahaan di luar Indonesia kehilangan pasokan bahan baku mentah. Setelah itu, mereka pun mencari peluang bisnis baru di tempat domisili masing-masing.

Penyitaan aset itulah yang kemudian menjadi akhir riwayat warisan kerajaan bisnis si pengusaha terkaya Asia dari Semarang, Oei Tiong Ham.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jusuf Kalla : Kebijakan Subsidi BBM Harus Dikurangi di Masa Mendatang

Komunalnews.com Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengomentari soal kebijakan subsidi BBM yang masih dilakukan pemerintah. Menurut dia, sebaiknya kebijakan itu tak dilanjutkan di masa mendatang. "Kalau dari sisi pemerintah dan tentu berpengaruh ke ekonomi nasional, pemerintah harus punya daya beli yang kuat. Karena itu, pemerintah seharusnya mengurangi dampak subsidi yang tidak perlu," kata dia dalam sesi Nation Hub, CNBC Indonesia, Kamis (18/5/2023). Ia melanjutkan bahwa subsidi memang tidak apa-apa diberikan ke masyarakat yang tidak mampu. Namun, jangan sampai dilakukan terus-menerus. Menurut JK, masyarakat sebenarnya mampu untuk membeli BBM tanpa subsidi. Ia menyinggung pengalamannya saat masih menjabat pada 2005 lalu. "Pengalaman saya waktu itu 2005 menaikkan BBM sampai 100% masyarakat menerimanya," ujarnya. JK juga mengomentari soal nilai ekspor yang naik, tetapi tidak dibarengi dengan cadangan devisa yang naik. Sementara itu, untuk kebijakan hilirisasi

Jokowi Memantapkan Posisi sebagai King Maker dalam Pilpres 2024

Komunalnews.com Manuver politik dengan gaya pembisik, sebenarnya menarik untuk ditilik. Pasalnya, manuver itu agak kurang mengena logika. Saat ini sudah ada tiga poros kekuatan politik yang siap terjun dalam Pilpres 2024. Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung Anies Baswedan, Koalisi Pendukung Ganjar Pranowo yang terdiri dari PDIP, dan PPP, serta KKIR yang mencapreskan Prabowo Subianto. Setelah PPP merapat ke kubu Ganjar, KIB tak lagi relevan. Partai Golkar kini sibuk kasak-kusuk mencari negosiasi yang paling menguntungkan. Sedangkan PAN, tak lagi jelas ke mana arah haluan. Jika peta capres sudah terkonfirmasi, pertanyaan tentang siapa yang mau mendengar bisikan Jokowi mencuat. Selain itu, ke mana sosok cawapres hasil musra akan dibisikkan juga jadi pertanyaan. Saat berpidato di depan para pendukungnya akhir pekan lalu, Jokowi tak lagi berbicara mengenai warna rambut, atau wajah yang berkerut. Dekat dengan rakyat, berani, dan paham bagaimana memajukan negeri, itulah rekomenda

Kisah Penemuan Cullinan, Berlian Terbesar di Dunia dari Tambang Afrika

 Komunalnews.com Pada 25 Januari 1905, di Tambang Premier di Pretoria, Afrika Selatan, berlian 3.106 karat ditemukan saat inspeksi rutin oleh pengawas tambang. Dengan berat 1,33 pon, berlian ini diberi nama "Cullinan". Ini disebut sebagai berlian terbesar yang pernah ditemukan. Frederick Wells, sang penemu, berada 18 kaki di bawah permukaan bumi ketika dia melihat kilatan cahaya di dinding tepat di atasnya. Dilansir History, penemuannya dipresentasikan pada sore yang sama kepada Sir Thomas Cullinan, yang memiliki tambang itu. Cullinan kemudian menjual berlian itu kepada pemerintah provinsi Transvaal, yang memberikan batu itu kepada Raja Inggris Edward VII sebagai hadiah ulang tahun. Khawatir berlian itu mungkin dicuri dalam perjalanan dari Afrika ke London, Edward mengatur untuk mengirim berlian palsu ke atas kapal uap yang penuh dengan detektif sebagai taktik pengalih perhatian. Sementara umpan perlahan-lahan berjalan dari Afrika dengan kapal, Cullinan dikirim ke Inggris dal