Langsung ke konten utama

Rute Perang Bubat, Ternyata lewat Cirebon Lalu ke Majapahit

Komunalnews.com

Rute Perang Bubat, rupanya salah satunya melewati Cirebon. Yang ketika itu, memang belum ada dan belum bernama Caruban. Lantaran peristiwanya jauh sebelum era Pangeran Walangsungsang.

Perang Bubat terjadi pada masa pemerintahan Prabu Maharaja (Linggabuana) antara Kerajaan Galuh dan Majapahit. Di mana dalam perjalanan untuk pernikahan itu, menempuh rute lewat pantai utara.

Peristiwa Perang Bubat ini, berawal dari keinginan Raja Hayam Wuruk untuk mempersunting Dyah Pitaloka putri Prabu Maharaja Linggabuana.

Untuk pernikahan itu, Prabu Linggabuana, Dyah Pitaloka dan para pembesar kerajaan lainnya pergi ke Majapahit dengan menyusuri Sungai Cimanuk.

Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Prof Dr Nina Herlina Lubis menjelaskan, perjalanan dari Galuh tersebut menempuh rute melewati Cirebon.

“Rombongan menyusuri Sungai Cimanuk. Kemudian setelah sampai di muara sungai, melayari pantai utara dan masuk ke Sungai Brantas,” kata Nina, dalam Webinar

Setibanya di Bubat, lanjut Nina, tanpa diduga rupanya Mahapatih Gajah Mada telah diperintahkan oleh Ibu Suri Majapahit menerima Dyah Pitaloka sebagai persembahan, bukan sebagai permaisuri.

Pengkhianatan Patih Gajah Mada

Tindakan itu, tentu saja dianggap sebagai penghinaan dan langsung ditolak Prabu Linggabuana, Raja Kerajaan Galuh.

Sebab, sesuai kesepaktan dengan Hayam Wuruk Raja Majapahit, perjodohan tersebut merupakan pernikahan agung.

Prabu Linggabuana, ketika itu tetap berusaha untuk bertahan dan tidak mau menyerahkan putrinya.

Dia memilih bertempur meski dengan kekuatan tidak seimbang. Mengingat mereka datang bukan untuk berperang, lantaran niatnya adalah untuk melangsungkan pernikahan.

Rombongan Kerajaan Galuh pun diserang oleh pasukan elit Majapahit. Prabu Linggabuana, Dyah Pitaloka dan pembesar kerajaan lainnya gugur di Bubat.

Atas kejadian itu, Hayam Wuruk marah besar, kemudian Gajah Mada diusir dan lari ke Bali.

Sejarah Perang Bubat membuat Kerajaan Galuh sakit hati. Perjalanan menempuh rute yang sangat panjang dan niat untuk pernikahan, justru dikhianati.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jusuf Kalla : Kebijakan Subsidi BBM Harus Dikurangi di Masa Mendatang

Komunalnews.com Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengomentari soal kebijakan subsidi BBM yang masih dilakukan pemerintah. Menurut dia, sebaiknya kebijakan itu tak dilanjutkan di masa mendatang. "Kalau dari sisi pemerintah dan tentu berpengaruh ke ekonomi nasional, pemerintah harus punya daya beli yang kuat. Karena itu, pemerintah seharusnya mengurangi dampak subsidi yang tidak perlu," kata dia dalam sesi Nation Hub, CNBC Indonesia, Kamis (18/5/2023). Ia melanjutkan bahwa subsidi memang tidak apa-apa diberikan ke masyarakat yang tidak mampu. Namun, jangan sampai dilakukan terus-menerus. Menurut JK, masyarakat sebenarnya mampu untuk membeli BBM tanpa subsidi. Ia menyinggung pengalamannya saat masih menjabat pada 2005 lalu. "Pengalaman saya waktu itu 2005 menaikkan BBM sampai 100% masyarakat menerimanya," ujarnya. JK juga mengomentari soal nilai ekspor yang naik, tetapi tidak dibarengi dengan cadangan devisa yang naik. Sementara itu, untuk kebijakan hilirisasi

Jokowi Memantapkan Posisi sebagai King Maker dalam Pilpres 2024

Komunalnews.com Manuver politik dengan gaya pembisik, sebenarnya menarik untuk ditilik. Pasalnya, manuver itu agak kurang mengena logika. Saat ini sudah ada tiga poros kekuatan politik yang siap terjun dalam Pilpres 2024. Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung Anies Baswedan, Koalisi Pendukung Ganjar Pranowo yang terdiri dari PDIP, dan PPP, serta KKIR yang mencapreskan Prabowo Subianto. Setelah PPP merapat ke kubu Ganjar, KIB tak lagi relevan. Partai Golkar kini sibuk kasak-kusuk mencari negosiasi yang paling menguntungkan. Sedangkan PAN, tak lagi jelas ke mana arah haluan. Jika peta capres sudah terkonfirmasi, pertanyaan tentang siapa yang mau mendengar bisikan Jokowi mencuat. Selain itu, ke mana sosok cawapres hasil musra akan dibisikkan juga jadi pertanyaan. Saat berpidato di depan para pendukungnya akhir pekan lalu, Jokowi tak lagi berbicara mengenai warna rambut, atau wajah yang berkerut. Dekat dengan rakyat, berani, dan paham bagaimana memajukan negeri, itulah rekomenda

Kisah Penemuan Cullinan, Berlian Terbesar di Dunia dari Tambang Afrika

 Komunalnews.com Pada 25 Januari 1905, di Tambang Premier di Pretoria, Afrika Selatan, berlian 3.106 karat ditemukan saat inspeksi rutin oleh pengawas tambang. Dengan berat 1,33 pon, berlian ini diberi nama "Cullinan". Ini disebut sebagai berlian terbesar yang pernah ditemukan. Frederick Wells, sang penemu, berada 18 kaki di bawah permukaan bumi ketika dia melihat kilatan cahaya di dinding tepat di atasnya. Dilansir History, penemuannya dipresentasikan pada sore yang sama kepada Sir Thomas Cullinan, yang memiliki tambang itu. Cullinan kemudian menjual berlian itu kepada pemerintah provinsi Transvaal, yang memberikan batu itu kepada Raja Inggris Edward VII sebagai hadiah ulang tahun. Khawatir berlian itu mungkin dicuri dalam perjalanan dari Afrika ke London, Edward mengatur untuk mengirim berlian palsu ke atas kapal uap yang penuh dengan detektif sebagai taktik pengalih perhatian. Sementara umpan perlahan-lahan berjalan dari Afrika dengan kapal, Cullinan dikirim ke Inggris dal