Komunalnews.com
Jakarta - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar
Nurdin Halid menilai respons Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto
soal Golkar terbuka untuk Ganjar Pranowo seperti reaksi 'kebakaran jenggot'.
Nurdin membantah pernah beberapa kali membujuk Ganjar.
"Reaksi Hasto saya kira agak berlebihan, tidak tepat dan tidak faktual.
Mungkin kalau saya katakan reaksi itu semacam kebakaran jenggot. Kenapa? Satu,
ngapain membujuk-bujuk. Setahu saya, apalagi saya pribadi, tidak pernah
membujuk daripada Saudara Ganjar. Pernyataan tersebut adalah kutipan dari
diskusi teman-teman di DPR," kata Nurdin saat berbincang dengan Komunalnews.
Nurdin mengklaim Golkar pasca-reformasi merupakan partai dengan kaderisasi
kepemimpinan terbaik. Buktinya, banyak kader Golkar yang sukses mendirikan
partai baru.
"Contohnya adalah banyak kader-kader Golkar
yang andal, yang duduk di legislatif dan eksekutif, di tingkat nasional dan
daerah. Bahkan tidak bisa dipungkiri bahwa banyak kader Golkar yang sukses
mendirikan partai dan berhasil, misalnya Pak Surya Paloh dengan NasDem, Pak
Prabowo Gerindra, dan Pak Wiranto Hanura, dan juga banyak kader Golkar
berpartisipasi di partai lain, termasuk di PDIP," kata Nurdin.
Lebih lanjut, Nurdin setuju dengan pernyataan Hasto yang menyebut kepemimpinan
lahir dari proses kaderisasi yang sistemik. Namun Nurdin mengingatkan
pasca-reformasi tak ada partai yang bisa berdiri sendiri.
"Contohnya, Pemilu 2004 Ibu Mega kan berpasangan dengan Pak Prabowo dari
Gerindra, bukan berpasangan dengan kader PDIP sendiri. Di tahun 2014,
berpasangan dengan Pak JK, mantan Ketua Umum Golkar, kader Golkar,"
ujarnya.
Mantan Ketua Umum PSSI itu menjelaskan bahwa tujuan berpolitik adalah
kekuasaan. Kekuasaan, harus dicapai dengan komunikasi yang strategis.
"Jadi, dalam era multi partai, dalam proses demokrasi, ini soal
kepentingan, kepentingan bangsa dan negara. Seorang politisi adalah tujuannya
kekuasaan, kekuasaan itu harus dicapai dengan komunikasi politik yang
strategis. Jadi saya katakan, Golkar tidak bujuk membujuk daripada
Ganjar," kata Nurdin.
Selain itu, Nurdin Halid merespons pernyataan salah
seorang pengamat politik terkait pernyataan Golkar terbuka untuk Ganjar. Dia
menegaskan Golkar percaya dengan figur Airlangga Hartarto.
"Saking percaya dirinya Partai Golkar, bahkan (menetapkan Airlangga
sebagai capres) dari awal. Kenapa? Agar mampu menciptakan soliditas dan
konsoliditas daripada seluruh kader Partai Golkar untuk bahu-membahu
memenangkan calonnya," sambung dia.
Nurdin menjelaskan, penetapan Airlangga sebagai capres dilakukan melalui proses
berjenjang, mulai dari aspirasi di tingkat desa hingga ke rapimnas. Kepercayaan
diri Golkar terhadap Airlangga semakin bulat, dipengaruhi juga oleh kepercayaan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Airlangga.
"Kenapa? Karena Pak Airlangga itu adalah figur yang sangat mumpuni,
memiliki kapasitas dan kapabilitas. Buktinya, sebagai Menko Perekonomian beliau
mampu mengatasi kesulitan ekonomi di tengah pandemi dan mendapat kepercayaan
penuh dari Bapak Presiden," ujar Nurdin.
"Jadi pengamat itu harus arif dan bijaksana memberikan pendidikan politik
ke masyarakat. Kenapa? Karena pendidikan politik itu sangat penting bagi
demokrasi. Jadi pengamat Yunarto itu sangat dangkal nalarnya dalam memberikan
pandangan terhadap pernyataan saya," imbuh dia.
Komentar
Posting Komentar