Komunalnews.com
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tak pelak
lagi telah memiliki kemampuan menjadi penopang ekonomi dan sekaligus memiliki karakteristik
yang resilien pada periode-periode krisis di Indonesia. Hal ini terlihat pada
krisis moneter tahun 1997/1998 dan periode krisis keuangan tahun 2008/2009.
Selain itu, UMKM juga
memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia menuju Indonesia Emas tahun
2045. Dalam banyak kesempatan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah
menekankan bahwa UMKM juga
merupakan critical engine yang berperan penting dalam mempertahankan momentum
pemulihan ekonomi pada periode pandemi Covid-19.
Kontribusi UMKM terhadap
PDB telah mencapai 61% dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja mencapai 97%
dari total penyerapan tenaga kerja nasional. Selain itu, UMKM juga berperan dalam
mendorong peningkatan investasi dan ekspor Indonesia. Total investasi di sektor UMKM telah mencapai 60%
dari total investasi nasional dan kontribusinya terhadap ekspor non migas
nasional telah mencapai 16%.
Pentingnya peran UMKM bagi perekonomian ini
menjadi latar peluncuran buku yang berjudul “Pembiayaan UMKM” di Jakarta secara hybrid,
untuk berbagi pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki.
Secara umum, buku tersebut menjelaskan tentang
perkembangan dan peran penting pembiayaan bagi UMKM. Buku “Pembiayaan UMKM” juga menguraikan tentang
upaya Pemerintah dalam mendorong peningkatan akses pembiayaan UMKM dari masa ke masa.
“Buku ini penting untuk berbagi pengetahuan terkait
dengan UMKM yang
merupakan salah pilar mengapa pertumbuhan ekonomi masih bisa bertahan sepanjang
Covid-19. UMKM memang
selalu menjadi buffer dalam berbagai krisis ekonomi sejak 1998, 2008 dan di era
pandemi Covid-19,” jelas Menko
Airlangga.
Buku ini merupakan buku ke-4 Menko Airlangga.
Sebelumnya, Menko
Airlangga telah menulis buku ke-1 yang berjudul Strategy Clustering,
ke-2 Merajut Asa Membangun Industri, dan ke-3 berjudul Membangun Kemandirian, Mewujudkan
Kedaulatan dan Ketahanan Energi Nasional.
Menko Airlangga pada kesempatan tersebut juga
mengatakan bahwa selama ini Pemerintah berpihak kepada UMKM yang berjumlah 64 juta
dan dukungan transformasi digitalisasi UMKM menjadi
andalan.
Salah satu wujud keberpihakan Pemerintah kepada UMKM terlihat dari program
semi bansos yang diinisaiasi Pemerintah di masa pandemi, yaitu Kartu Prakerja,
yang diakui oleh World Bank sebagai program yang sangat membantu UMKM di masa pandemi.
“Kita ketahui bahwa momentum pertumbuhan ekonomi
3,51% di Q3 tahun 2021 bisa dilaksanakan karena kita punya basis yaitu basis
manufaktur dan kegiatan ekspor tetap berjalan. Itu yang membuat Indonesia
resilien. Bahkan pada Oktober 2021, PMI Manufaktur mencapai 57,2, Indeks
Keyakinan Konsumen sudah di atas 100, ritel dan yang lain naik, serta dari segi
perbankan juga NPL nya rendah. Ini membuat kita optimis di Q4,” ungkap Menko Airlangga.
Selanjutnya, Menko Airlangga juga
menyampaikan bahwa transformasi digital dan inklusi keuangan diharapkan menjadi
andalan atau lesson learned bagi kepentingan Indonesia dalam Presidensi G20 dan
telah dibahas dalam side event G20 di Roma.
Menko Airlangga pada kesempatan tersebut juga
menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo telah memberi arahan untuk peningkatan
kredit UMKM yang sebesar
20% didorong mencapai 24% pada tahun 2024.
“Tentu kita melihat beberapa negara lain juga
memiliki keberpihakan kepada UMKM seperti
Korea Selatan dan Jepang. Negara-negara yang mempunyai dukungan kuat terhadap UMKM mampu keluar dari
middle income trap,” tutur Menko
Airlangga.
Untuk itu, Indonesia juga mendorong UMKM dalam bentuk berbagai
penjaminan dan juga kredit usaha yang ditargetkan bisa terus meningkat.
Buku “Pembiayaan UMKM’ disusun secara lengkap dan
sistematis sehingga menjadikan buku tersebut sebagai salah satu buku yang
komprehensif dalam membahas perkembangan UMKM,
khususnya terkait dengan sisi pembiayaan. Buku “Pembiayaan UMKM” juga didukung oleh
evidence data yang lengkap secara historis sehingga memudahkan pembaca dalam
melihat perkembangan UMKM secara
lebih kredibel. Semuanya dikemas dengan penulisan dengan menggunakan bahasa
semi populer sehingga membuat buku tersebut tetap fresh dan ringan untuk
dibaca.
“Saya berharap upaya pendokumentasian dalam bentuk
buku ini dapat memberikan kontribusi positif dalam membantu pengembangan UMKM, terutama dari sisi
pembiayaan. Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong pemberdayaan UMKM agar dapat naik kelas
dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian,” tegas Menko Airlangga.
Pada peluncuran buku “Pembiayaan UMKM”, Deputi Bidang Ekonomi
Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian Iskandar Simorangkir
turut memberikan welcoming remarks terkait sistematika buku dan rencana
sosialisasi ke depan.
Beberapa tokoh penting dan akademisi dalam
pengembangan UMKM di
Indonesia juga memberikan testimoni terkait isi dari buku tersebut, antara lain
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh
Santoso, dan Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro. Dalam
testimoninya, para tokoh tersebut menjelaskan bahwa buku “Pembiayaan UMKM” merupakan salah satu
sumber literasi yang komprehensif dalam perkembangan pembiayaan UMKM di Indonesia serta
berperan penting dalam mendorong peningkatan daya saing UMKM.
Selain memberikan testimoni, Menteri Koperasi dan
UKM dan Rektor Universitas Indonesia juga hadir secara langsung dalam acara
peluncuran buku “Pembiayaan UMKM”.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang
Kartasasmita, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida, jajaran pimpinan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan perwakilan penyalur dan
penjamin KUR. (rls)
Komentar
Posting Komentar