Komunalnews.com
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pentingnya hilirisasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Hilirisasi komoditas telah dimulai Indonesia tidak hanya berhenti di nikel. Hal tersebut direncanakan untuk melakukan pelarangan ekspor bijih mineral lainnya, terutama pada bijih timah, tembaga, dan bauksit.
"Ini adalah mineral strategic. Seluruh dunia bicara mineral strategic sebagai supply chain," ucap Airlangga, (14/2/2023).
Untuk mendukung kebijakan hilirisasi, pemerintah telah menyiapkan infrastrukturnya. Yakni melalui Undang-Undang tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK), perbankan dapat menyiapkan bullion bank atau bank emas, yaitu bank yang melakukan transaksi pembelian dan penjualan logam mulia, termasuk ekspor impor hingga proses penyimpanannya.
"Kita ini seperti Pegadaian punya deposit 70 ton emas, tetapi hanya dikilo saja, taruh digudang, inventori. Sekarang 70 ton ini divaluasi. Kalau 70 ton ini nilainya dengan hari ini, ini tentu billion dollar. Sebagai contoh, hilirisasi dari Freeport. Sekarang dibangun smelter, itu bisa menghasilkan 50 ton emas dan ini harganya US$ 3,5 miliar. Kalau sebelumnya, tidak bisa jadi neraca perbankan, dan sekarang menjadi neraca perbankan. Bullion bank ini dalam P2SK sudah ada dan disiapkan," ujarnya.
Kebijakan pendukung hilirisasi industri lainnya yang dilakukan pemerintah mulai dari menyediakan infrastruktur industri atau pengembangan kawasan industri yang memadai, menciptakan lingkungan usaha industri yang kondusif melalui UU Cipta Kerja, perizinan usaha berbasis risiko, online single submission dan sebagainya. Kebijakan lainnya adalah insentif dan disinsentif fiskal, penyedia teknologi, membangun sumber daya manusia yang maju, serta menyediakan mesin industri.
Komunalnews.com
Komentar
Posting Komentar