Langsung ke konten utama

Struktur Pasukan dan Komando G30S di Bawah Pimpinan Letkol Untung

Warga nonton bareng (nobar) pemutaran film pengkhianatan G30S/PKI di Lapangan Hiraq Lhokseumawe, Aceh (23/9) malam. Nobar pengkhianatan G30S/PKI yang diperintahkan Panglima TNI kepada jajaran TNI diseluruh daerah di Indonesia itu bertujuan mengingatkan kembali sejarah peristiwa pemberontakan PKI terhadap NKRI pada 30 September 1965, sekaligus kemanunggalan TNI dengan rakyat meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya laten komunisme serta menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta Tanah Air.


 Komunalnews.com

Dalam aksi penculikan jenderal-jenderal yang diduga sebagai Dewan Jenderal tersebut, pasukan G30S dibagi dalam tiga kelompok, yakni Pasopati, Bimasakti dan Pringgodani yang dipimpin perwira dari Cakrabirawa, Letkol Untung.

Dalam tragedi berdarah tersebut, pasokan Pasopati yang terdiri dari 250 anggota Cakrabirawa ini berhasil menculik dan membunuh langsung tujuh Jenderal AD. Dalam rencana, ada 8 Jenderal yang akan diculik, namun Brigadir Jenderal Ahmad Soekendro, yang juga menjadi target penculikan lolos karena tengah bepergian ke China.

Anggota resimen Cakrabirawa Sersan Mayor Boengkoes, yang menjadi salah satu pelaku penculikan, mengungkapkan, sebelum penculikan terjadi ada arahan di kawasan Halim Perdanakusuma pada 30 September 1960 pukul 15.00 WIB. Dalam arahan tersebut, disebutkan ada sekelompok jenderal yang dinamakan Dewan Jenderal yang hendak melakukan kudeta terhadap Soekarno.

Kemudian pasukan tersebut dikumpulkan pada dini hari oleh Komandan Resimen Cakrabirawa, Letnan Satu Doel Arif. Setelah dikumpulkan, pasukan dibagi menjadi tujuh dan ditugaskan menculik ketujuh Dewan Jenderal.

Boengkoes masuk dalam tim yang bertugas menculik Jenderal MT Harjono, hidup atau mati. Pada dini hari, 1 Oktober 1965, rombongan yang diembankan tugas tersebut kemudian menyebar untuk melakukan penculikan Dewan Jenderal.

Dalam aksi tersebut, tiga dari tujuh jenderal telah dibunuh di rumah mereka masing-masing, padahal rencananya mereka hanya melakukan penangkapan, niat mereka adalah untuk membawa para jenderal menghadap kepada Presiden Soekarno di Istana.

Tiga jenderal yang dibunuh di kediamannya tersebut yakni Ahmad Yani, M.T. Haryono dan D.I. Panjaitan. Ketiga target lainnya yakni Soeprapto, S. Parman dan Sutoyo berhasil ditangkap hidup-hidup. Sementara target utama penculikan tersebut, yaitu Jenderal Abdul Harris Nasution berhasil lolos meski sempat tertembak di bagian kakinya.

Namun AH Nasution harus kehilangan putrinya Ade Irma Suryani Nasution, dan ajudannya Lettu CZI Pierre Andreas Tendean yang dikira Nasution juga diculik. Selain putri AH Nasution, seorang polisi penjaga rumah tetangga Nasution juga turut menjadi korban dan tewas ditembak oleh satuan dibawah operasi G30S.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jusuf Kalla : Kebijakan Subsidi BBM Harus Dikurangi di Masa Mendatang

Komunalnews.com Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengomentari soal kebijakan subsidi BBM yang masih dilakukan pemerintah. Menurut dia, sebaiknya kebijakan itu tak dilanjutkan di masa mendatang. "Kalau dari sisi pemerintah dan tentu berpengaruh ke ekonomi nasional, pemerintah harus punya daya beli yang kuat. Karena itu, pemerintah seharusnya mengurangi dampak subsidi yang tidak perlu," kata dia dalam sesi Nation Hub, CNBC Indonesia, Kamis (18/5/2023). Ia melanjutkan bahwa subsidi memang tidak apa-apa diberikan ke masyarakat yang tidak mampu. Namun, jangan sampai dilakukan terus-menerus. Menurut JK, masyarakat sebenarnya mampu untuk membeli BBM tanpa subsidi. Ia menyinggung pengalamannya saat masih menjabat pada 2005 lalu. "Pengalaman saya waktu itu 2005 menaikkan BBM sampai 100% masyarakat menerimanya," ujarnya. JK juga mengomentari soal nilai ekspor yang naik, tetapi tidak dibarengi dengan cadangan devisa yang naik. Sementara itu, untuk kebijakan hilirisasi

Jokowi Memantapkan Posisi sebagai King Maker dalam Pilpres 2024

Komunalnews.com Manuver politik dengan gaya pembisik, sebenarnya menarik untuk ditilik. Pasalnya, manuver itu agak kurang mengena logika. Saat ini sudah ada tiga poros kekuatan politik yang siap terjun dalam Pilpres 2024. Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung Anies Baswedan, Koalisi Pendukung Ganjar Pranowo yang terdiri dari PDIP, dan PPP, serta KKIR yang mencapreskan Prabowo Subianto. Setelah PPP merapat ke kubu Ganjar, KIB tak lagi relevan. Partai Golkar kini sibuk kasak-kusuk mencari negosiasi yang paling menguntungkan. Sedangkan PAN, tak lagi jelas ke mana arah haluan. Jika peta capres sudah terkonfirmasi, pertanyaan tentang siapa yang mau mendengar bisikan Jokowi mencuat. Selain itu, ke mana sosok cawapres hasil musra akan dibisikkan juga jadi pertanyaan. Saat berpidato di depan para pendukungnya akhir pekan lalu, Jokowi tak lagi berbicara mengenai warna rambut, atau wajah yang berkerut. Dekat dengan rakyat, berani, dan paham bagaimana memajukan negeri, itulah rekomenda

Kisah Penemuan Cullinan, Berlian Terbesar di Dunia dari Tambang Afrika

 Komunalnews.com Pada 25 Januari 1905, di Tambang Premier di Pretoria, Afrika Selatan, berlian 3.106 karat ditemukan saat inspeksi rutin oleh pengawas tambang. Dengan berat 1,33 pon, berlian ini diberi nama "Cullinan". Ini disebut sebagai berlian terbesar yang pernah ditemukan. Frederick Wells, sang penemu, berada 18 kaki di bawah permukaan bumi ketika dia melihat kilatan cahaya di dinding tepat di atasnya. Dilansir History, penemuannya dipresentasikan pada sore yang sama kepada Sir Thomas Cullinan, yang memiliki tambang itu. Cullinan kemudian menjual berlian itu kepada pemerintah provinsi Transvaal, yang memberikan batu itu kepada Raja Inggris Edward VII sebagai hadiah ulang tahun. Khawatir berlian itu mungkin dicuri dalam perjalanan dari Afrika ke London, Edward mengatur untuk mengirim berlian palsu ke atas kapal uap yang penuh dengan detektif sebagai taktik pengalih perhatian. Sementara umpan perlahan-lahan berjalan dari Afrika dengan kapal, Cullinan dikirim ke Inggris dal