Komunalnews.com
Partai Golkar ingin mengusung ketua umum mereka, Airlangga Hartarto, sebagai calon presiden 2024. Airlangga Hartarto yang juga menjabat menteri koordinator perekonomian, dinilai harus sering tampil sebagai ketua umum Golkar agar bisa bersaing menuju 2024.
Pakar politik Adi Prayitno, menyebut Airlangga masuk kategori capres realistis karena ketua umum parpol yang punya tiket daftar ke KPU. Agak aneh jika Golkar mendukung orang lain, menurutnya.
"Untuk apa berpartai kalau tak berani jagokan kader mereka. Cuma problemnya, ada 2 tugas besar Airlangga yang perlu segera dikebut," kata Adi Prayitno, Senin (25/10/2021).
Dua pekerjaan rumah Airlangga itu, kata Adi, salah satunya menaikkan elektabilitas dengan memaksimalkan posisi sebagai ketum Golkar dan menteri koordinator atau menko. Airlangga disarankan lebih sering tampil sebagai politikus ke depannya, bukan menteri Presiden Jokowi.
"Bahkan Airlangga harus banyak tampil sebagai ketum Golkar ketimbang menko untuk memberikan 'nilai pembeda' ke publik. Kedua, mengkonversi suara Golkar yang di kisaran angka 12 persen menjadi suara Airlangga yang hanya 1 persen. Tentu ini problem serius karena ada gap antara suara partai dengan suara pribadi Airlangga," katanya.
Direktur Eksekutif Parameter Politik itu menyebut Golkar sangat mungkin berkoalisi dengan semua partai politik yang satu perahu mendukung Jokowi saat ini. Menurutnya, chemistry itu sudah terbangun.
"Kalau berkoalisi dengan nonpemerintah sangat mungkin Golkar bisa berhadap-hadapan dengan Jokowi dan PDIP yang pastinya punya jagoan sendiri," ujar Adi.
Sekali lagi Adi menyebut Airlangga harus banyak tampil sebagai ketum Golkar untuk merespons isu-isu mutakhir. Menurutnya, Golkar dan Airlangga bisa mendapat keuntungan politik jika melakukan hal itu.
"Setidaknya ada insentif ke Golkar dan pribadi ke Airlangga. Selama ini Airlangga banyak tampil sebagai menko, sekeren apapun prestasinya yang dapat nilai positif hanya Jokowi," ujar Adi.
Komentar
Posting Komentar