Langsung ke konten utama

Mulut Berbisa Mahapati, Mengadu Domba para Pejuang Pendiri Majapahit hingga Mati Tragis Sebagai Pemberontak

 

Komunalnews.com

Pandawa harus berperang habis-habisan menghadapi saudaranya sendiri Kurawa. Perang besar dalam kisah Bharatayuddha juga terselip seorang tokoh bernama Sengkuni. Perangainya yang buruk dan suka menghasut demi meraih kekuasaan, telah membuat dua kelompok saudara itu hancur lebur di medan perang yang maha dahsyat.

Hasutan dari mulut berbisa pejabat kerajaan, hingga menciptakan kematian-kematian tragis, bukan hanya terjadi di cerita Bharatayuddha. Kisah penghasutan dan pengkhianatan layaknya Sengkuni itu, juga hadir di tengah kerajaan Majapahit.

Apabila di Hastinapura dalan kisah Bharatayuddha ada Sengkuni. Di Majapahit, ada Mahapati. Tokoh Mahapati ini, muncul dalam Kitab Pararaton dan Kidung Sorandaka. Dia disebut menjabat sebagai rakryan patih sejak tahun 1316.

Licik dan pernyataannya selalu berbisa penuh hasutan, demikian gambaran Kitab Pararaton, terhadap Mahapati. Racun hasutan-hasutannya, memicu perang dan pemberontakan di Majapahit.

Bahkan, hasutan dan kelicikan Mahapati, membuat para kesatria yang turut berjuang bersama Raden Wijaya mendirikan Majapahit, akhirnya banyak yang tewas sebagai pemberontak.

Sebut saja Ranggalawe, Lembu Sora, dan Nambi, semuanya merupakan kesatria pejuang pendirian Majapahit. Namun, semuanya mati dengan tragis dan dicap sebagai pemberontak hanya karena hasutan Mahapati.

Fitnah-fitnah keji acap kali dilakukan Mahapati, untuk memenuhi ambisinya menjadi Mahapatih Majapahit. Ambisi itu berupaya diwujudkannya dengan jalan politik kotor, yakni fitnah, adu domba, dan menghasut hingga terjadi perang.

Hasutan Mahapati, diduga menjadi pemicu terjadinya pemberontakan-pemberontakan besar di Majapahit. Pemberontakan besar itu, dalam Kitab Pararaton dilakukan oleh sejumlah pengikut setia Raden Wijaya. Di antaranya, dilakukan oleh Ranggalawe yang diduga terjadi tahun 1309 saat Jayanagara naik tahta di Majapahit.

Dalam kisah pemberontakan Ranggalawe, disebut Mahapati menghasut Ranggalawe supaya menentang pengangkatan Nambi sebagai patih. Dilain pihak, Mahapati juga menghasut Nambi agar memberikan hukuman atas sikap pemberontakan yang dilakukan Ranggalawe.

Adu domba yang dilakukan Mahapati tersebut, memicu meletusnya perang saudara pertama di Majapahit. Kisah Ranggalawe yang turut berjuang mendirikan Majapahit, akhirnya berakhir tragis dengan kematian sebagai pemberontak.

Ranggalawe dibunuh Kebo Anabrang, dalam perang dahsyat di Sungai Tambak Beras. Bunuh-membunuh masih terjadi akibat fitnah keji tersebut. Kebo Anabrang akhirnya juga tewas dibunuh oleh paman Ranggalawe, Lembu Sora.

Selepas kematian Kebo Anabrang, fitnah keji Mahapati masih terus berlanjut. Putra Kebo Anabrang, Mahisa Taruna dihasut supaya menuntut adanya pengadilan untuk Lembu Sora yang telah membunuh Kebo Anabrang.

Pengadilan itu akhirnya terwujud. Raden Wijaya memutuskan Lembu Sora bersalah, dan dijatuhi hukuman. Tetapi, karena jasa Lembu Sora dalam mendirikan Majapahit, Raden Wijaya hanya memberikan hukuman pembuangan.

Mahapati yang memiliki ambisi besar berkuasa di Majapahit, tak lelah menebar hasutannya. Dia kembali menghasut Lembu Sora yang telah dibuang, untuk meminta hukuman yang lebih pantas, yakni hukuman mati.

Mendengar hasutan dari mulut berbisa Mahapati, Lembu Sora yang berada di pembuangan, akhirnya berangkat ke Ibu Kota Majapahit, untuk meminta hukuman mati. Namun, sesampainya di ibu kota kerajaan, Lembu Sora langsung dikeroyok prajurit penjaga istana hingga tewas, sebelum bertemu dengan raja dan meminta hukuman mati.

Pengeroyokan terhadap Lembu Sora, yang dilakukan prajurit penjaga istana Majapahit tersebut, dipimpin oleh Nambi. Hal ini terjadi, karena Mahapati telah menghasut Nambi, bahwa Lembu Sora akan membuat keonaran di dalam istana.

Kematian Lembu Sora terjadi saat Majapahit dipimpin Raja Jayanegara. Jayanegara yang naik tahta menggantikan ayahnya, Raden Wijaya, sebenarnya memiliki hubungan baik dengan Lembu Sora, karena Lembu Sora pernah menjadi mentornya saat memerintah di Kadiri, atau Daha.

Kisah pemberontakan Lembu Sora, yang terjadi pada tahun 1311. Dikisahkan dalam Kitab Pararaton, dipicu oleh hasutan Mahapati yang diduga juga musuh dalam selimut Jayanagara. Usai Lembu Sora terbunuh oleh Nambi, Mahapati balik mengadu domba Jayanegara dengan Nambi.

Hasutan ini, memicu terjadinya pemberontakan Nambi. pada tahun 1316. Pemberontakan ini, diduga akibat ambisi ayah Nambi, Aria Wiraraja. Sebelum memberontak kepada rajanya, Nambi menjabat sebagai patih istana, namun ayahnya menginginkan Nambi menjadi raja.

Kala itu, dikisahkan Nambi mengambil cuti untuk menghadiri pemakaman ayahnya, Aria Wiraraja di Lamajang Tigang Juru. Saat itu, Mahapati dikisahkan turut hadir melayat, dan menyarankan Nambi yang sudah menjadi patih di Majapahit, untuk memperpanjang cutinya.

Bahkan, Mahapati sendiri yang menawarkan diri kepada Nambi, untuk mengizinkan perpanjangan cuti itu ke Raja Jayanegara. Saat kembali ke istana Majapahit, Mahapati justru menyampaikan kepada Jayanegara, bahwa Nambi tak akan kembali ke Majapahit dan menyiapkan pemberontakan.

Kabar dari Mahapati ini, membuat Jayanegara marah besar, dan akhirnya mengirimkan pasukan dengan kekuatan maha dahsyat untuk menghancurkan Lamajang Tigang Juru yang kini bernama Lumajang. Pertempuran dahsyat terjadi di selatan Gunung Semeru, dan membuat Nambi beserta keluarganya tewas sebagai pemberontak Majapahit.

Akhir kisah Mahapati terjadi usai pemberontakan Kuti pada tahun 1319. Pemberontakan ini, tercatat sebagai pemberontakan paling dahsyat di Majapahit. Kuti mampu menguasai istana Majapahit, hingga membuat Jayanagara lari mengungsi di Desa Badamder.

Pemberontakan Kuti akhirnya berhasil ditumpas berkat kelihaian dan keberanian Gajah Mada dengan pasukan Bhayangkara. Pemberontakan Kuti ini, juga memicu kerenggangan hubungan Jayanagara dengan Mahapati.

Bahkan, semua kejahatan Mahapati di dalam istana Majapahit, hingga memicu terjadinya berbagai pemberontakan, akhirnya terbongkar satu-persatu. Hukuman sangat berat dijatuhkan kepada Mahapati. Dia dihukum mati dengan dicincang layaknya mencincang daging babi hutan.

Diduga, Mahapati ini hanyalah nama julukan saja, karena namanya tidak ditemukan di banyak prasasti peninggalan Majapahit. Nama Mahapati hanya muncul di Kitab Pararaton dan Kidung Sorandaka.

Dalam Kitab Nagarakertagama, kematian Nambi yang merupakan Patih Majapahit kala itu, tidak diungkap secara detail. Kematian seorang patih kerajaan ini hanya dituliskan secara singkat, dan tidak diungkap penyebabnya.

Tafsir lain tentang Mahapati ini diungkapkan sejarawan Slamet Muljana. Dia menyebut, Mahapati identik dengan Patih Majapahit, Dyah Halayudha. Nama Dyah Halayudha tercatat dalam prasasti Sidateka tahun 1323, sebagai Patih Majapahit menggantikan Nambi yang tewas pada tahun 1316.

Menilik dari nama Dyah yang dipakai Halayudha, diduga Halayudha merupakan keluarga bangsawan di Majapahit. Pasalnya gelar Dyah dipakai oleh keturunan raja Majapahit. Bahkan, dalam Kitab Nagarakertagama, Raden Wijaya juga disebut sebagai Dyah Wijaya.

Sementara, dalam prasasti Sukamerta, nama Patih Nambi, dan Lembu Sora hanya disebut sebagai Mpu. Diduga, kondisi inilah yang memicu rasa sakit hati Halayudha kepada Nambi dan Lembu Sora, karena lebih dipercaya oleh Raden Wijaya menjabat sebagai patih yang merupakan jabatan tertinggi di bawah kekuasaan raja Majapahit.

"Sejarah Perkembangan Majapahit" karya Riboet Darmosoetopo, yang diterbitkan dalam "700 Tahun Majapahit (1293-1993) Suatu Bunga Rampai"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KM AMPG ANEH SEORANG ARMAN AMIR TIBA TIBA BERBALIK BERBICARA GOLKAR BERSIH

Komunalnews.com Kesatuan mahasiswa angkatan muda partai Golkar (km ampg) tiba tiba terkejut oleh suara arman amir  seorang mantan pengurus DPP Partai Golkar di era setya novanto yang berbicara Golkar bersih,arman amir tanpa rasa malu menyatakan dirinya aktivis Golkar dan tiba tiba dengan aneh mengatakan Golkar bersih hanya ilusi."arman amir dengan "pd"nya memperarkasai diskusi dengan tema "golkar bersih antara fakta dan ilusi pada kamis 25 januari 2018"dikatakan oleh M.Alexandra fahlefi ketua umum pp km ampg."padahal kami mahasiswa,pelajar dan pemuda partai Golkar ingat betul arman amir "menyerang kpk" dengan pernyataan pernyataan arman amir di media saat kpk menersangkakan mantan Ketua DPR R.I  setya novanto"lanjut M.Alexandra fahlefi yang lebih akrab dipanggil dengan panggilan alex.bahkan arman amir saat itu berbicara seakan kpk tidak beretika.Kami punya bukti dua media yang memuat pernyataan secara implisit Arman amir meragukan langkah ...

DEKLARASI TIM PEMENANGAN SELURUH KELURAHAN SE KECAMATAN CILINCING ANDI RUKMAN CALEG NO 1 DPR R.I DARI PARTAI GOLKAR

Komunalnews, Ratusan peserta yang berasal dari seluruh kelurahan se kecamatan cilincing mendeklarasikan ANDI rukman n karumpa.Mereka mempercayai andi rukman bisa membawa aspirasi masyarakat Jakarta utara di Parlemen. Andi Rukman N Karumpa yang disingkat ARN, awalnya menolak menjadi caleg mengingat pria asal Enrekang, Sulawesi Selatan ini ingin lebih fokus membesarkan bisnisnya. itu, untuk bersaing di Sulawesi Selatan, ARN sedikit merasa rikuh dengan berbagai pertimbangan politisnya. Namun, setelah didesak oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, ARN baru memastikan keikutsertaannya menjadi caleg, itupun di DKI Jakarta. “Saya mendapatkan penugasan langsung dari Partai untuk menjadi caleg DKI. Mohon doanya semua,” kata ARN di depan sahabat ARN, di sebuah Cafe di Jakarta timur,  ARN merasa terpanggil menjadi anggota legislatif guna mengabdikan dirinya lebih luas dan demi kepentingan masyarakat serta bangsa umumnya. Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kadin Pusat ini ., sia...

MAYJEND TNI (PURN).H.TATANG ZAENUDIN SOSOK JENDRAL PEMBAWA UNTUK JAWA BARAT

_*"Sosok Jenderal Pembawa untuk Jawa barat*" Dinamika politik jawa barat makin menarik menjelang pemilukada serentak 2018 nanti. Beberapa tokoh figur sudah menyatakan untuk maju dalam pencalonan, mulai dari petahana, politikus hingga artis, diantaranya ada Dedi Mizwar sang petahana, Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi dsb. Yang cukup menarik untuk dicermati adalah munculnya sosok nama Mayjen TNI (Purn) H. Tatang Zaenudin, seorang purna Jenderal dan mantan Birokrat dilingkungan Basarnas yang pernah menorehkan prestasi dalam operasi pencarian pesawat Lion Air. Dan dalam situasi politik Indonesia yang tidak menentu saat ini sepertinya sosok seorang purna jenderal seperti Tatang Zaenudin ini menjadi alternatif pilihan yang cukup menjanjikan untuk Rakyat Jawa Barat saat ini. Kesiapan Mayjen TNI (Purn) H. Tatang Zaenudin yang akrab disapa Kang Tatang/TZ ini telah dibuktikannya dengan melakukan langkah sosialisasi kebeberapa daerah di Jawa barat dalam upaya mengenalkan diri dan mera...