Komunalnews.com
Hal lain yang dikenang dari sosok Ahmad Yani adalah kebiasaanya bermain layang-layang. Hal itu sudah menjadi rutinitasnya setiap sore, sehabis pulang kerja.
"Bapak itu hobinya main layangan, sore pulang kantor aja, jam 4 jam 5 main layangan, anak laki-lakinya diajak semua. Tetangganya tentara semua, ya perwira-perwira lah, ikut main layangan juga. Tapi karena ini Panglima TNI AD enggak pernah kalah dia. Kadang-kadang mereka mengalah, talinya diputusan sama yang main. Masa KASAD kalah," sebut Untung sambil tertawa kecil.
Suatu ketika, Untung pulang ke rumah dalam keandaan terisak-isak karena kalah berkelai dengan tetanggannya. Oleh Ahmad Yani, Untung disuruh pergi lagi untuk berkelahi sampai menang dan baru diperbolehkan pulang ke rumah.
"Saya pernah berantam sama tetangga, pulang nangis, saya disuruh balik lagi, disuruh berantem lagi sampai menang. Enggak boleh kalah," tambahnya.
Pada akhirnya, setelah kematiah Jenderal Ahmad Yani, anak-anaknya hanya dibesarkan oleh seorang ibu, Yayu Rulia Sutowiryo. Ibu Yayu menjadi tulang punggung keluarga, mengasuh anak-anaknya yang masih kecil seorang diri.
Meski TNI AD tak pernah meninggalkan keluarga Ahmad Yani, namun beban seorang ibu tetaplah berat. Membesarkan delapan orang putra putrinya sendiri tentu tak mudah.
Akhirnya kita hanya dibesarin sama seorang ibu, itu lebih berat. Itu biar kata diayomi sama TNI AD, perasaan ibu lihat anaknya masih kecil, mana kebanyakan perempuan lagi. Tapi hebat dia, delapan anak sendiri, jadilah kita sampai tua-tua ini. Ibu hebat," tandas Untung.
Komentar
Posting Komentar