Komunalnews.com Sejak tanggal 24 Oktober 1929, bursa saham di New York anjlok, dan lima hari kemudian mencapai puncaknya. Efeknya, depresi besar ekonomi yang dikenal sebagai malaise terjadi di berbagai negeri di seluruh dunia. Setelah 29 Oktober 1929, perdagangan internasional merosot drastis dan pemasukan negara serta perorangan ikut berkurang, termasuk di Hindia Belanda. Krisis yang terjadi sampai tahun 1939 itu oleh orang-orang Indonesia disebut sebagai Zaman Meleset. Menurut Onghokham dalam Runtuhnya Hindia Belanda (1987:81), depresi itu berjalan lama karena sikap keras kepala pemerintah kolonial Hindia Belanda yang menolak melakukan devaluasi Gulden, padahal negara-negara lain sudah melakukannya terhadap mata uang mereka masing-masing. Kala itu banyak negara meninggalkan standar emas. Hal ini membuat banyak orang gelisah karena pemerintah mulai menurunkan gaji pegawai sipil dan militer, serta membiarkan gaji buruh perusahaan swasta ikut turun. Bagi para pegawai yang sebelum tahun
MEDIA POLITIK,EKONOMI,HUKUM,BUDAYA,DAERAH DAN SOSIAL Menguak Informasi dan Fakta