Komunalnews.com
Manuver politik dengan gaya pembisik, sebenarnya menarik untuk ditilik. Pasalnya, manuver itu agak kurang mengena logika.Saat ini sudah ada tiga poros kekuatan politik yang siap terjun dalam Pilpres 2024. Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung Anies Baswedan, Koalisi Pendukung Ganjar Pranowo yang terdiri dari PDIP, dan PPP, serta KKIR yang mencapreskan Prabowo Subianto.
Setelah PPP merapat ke kubu Ganjar, KIB tak lagi relevan. Partai Golkar kini sibuk kasak-kusuk mencari negosiasi yang paling menguntungkan. Sedangkan PAN, tak lagi jelas ke mana arah haluan.
Jika peta capres sudah terkonfirmasi, pertanyaan tentang siapa yang mau mendengar bisikan Jokowi mencuat. Selain itu, ke mana sosok cawapres hasil musra akan dibisikkan juga jadi pertanyaan.
Saat berpidato di depan para pendukungnya akhir pekan lalu, Jokowi tak lagi berbicara mengenai warna rambut, atau wajah yang berkerut. Dekat dengan rakyat, berani, dan paham bagaimana memajukan negeri, itulah rekomendasi sosok capres terkini dari Presiden Jokowi.
Bila relawan pendukung mendapat kisi-kisi, maka parpol pendukung akan dibisiki. Rencana Jokowi untuk bisik-bisik dinilai sebagai upaya Jokowi memantapkan posisinya sebagai king maker dalam Pilpres 2024.
Sulit membayangkan Jokowi membisiki partainya sendiri. PDI Perjuangan, tentu akan menegosiasikan sosok cawapres dengan PPP serta parpol lain yang sepakat untuk mendukung Ganjar, bukan dengan Jokowi.
PDI Perjuangan pun merasa terganggu dengan manuver politik Presiden Jokowi dan relawan pendukungnya. Lembaga Riset Continuum memotret perbincangan di Twitter pada 2-6 Mei 2023 dengan merekam setidaknya 15.598 perbincangan warganet. Dari analisis big data, 92% warganet di Twitter khususnya, mengeluhkan tindakan presiden mengumpulkan enam ketua umum parpol yang populer dengan sebutan cawe-cawe.
Sedangkan, menurut kajian pusat studi media dan demokrasi, dari 15 ribu perbincangan yang terjadi di media sosial, terdapat 79,4% netizen yang berpendapat presiden harus bersikap netral. Walau menuai kritik, tampaknya Presiden Jokowi masih terus asyik menggelar manuver politik.
Konsolidasi parpol koalisi, juga dapat dibaca sebagai intervensi agar parpol mengikuti keinginan Jokowi. Padahal para ketua umum partai koalisi seharusnya bebas memilih jalan nya sendiri.
Komunalnews.com
Komentar
Posting Komentar