Langsung ke konten utama

Golkar dan PKB Sepakat Membentuk Koalisi Besar untuk Pilpres 2024

Komunalnews.com

Wacana terbentuknya koalisi besar untuk Pilpres 2024 masih terus diwujudkan. Belakangan pimpinan Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sudah bertemu dan membuat kesepakatan bersama.

Kepala Badan Pemenangan Pilpres Partai Golkar Nusron Wahid menjelaskan pertemuan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar untuk mendorong agar koalisi besar dapat terwujud.

Dalam pertemuan tersebut Golkar dan PKB sepakat untuk menjembatani terbentuknya koalisi besar yang mengintegrasi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

"Golkar dan PKB sama-sama bersepakat untuk menjadi jembatan adanya integrasi koalisi besar, yaitu KIB dan KIR," ujar Nusron saat wawancara di program Ni Luh KOMPAS TV, Senin (8/5/2023) malam.

Nusron menambahkan penggabungan KIB dan KIR di koalisi besar ini nantinya juga akan menggandeng PDI Perjuangan.

Menurutnya meski PDI Perjuangan sudah memiliki capres sendiri, tidak menutup kemungkinan koalisi besar integrasi KIB dan KIR ditambah PDI Perjuangan akan bisa terlaksana jika ide dan gagasan tokoh yang akan dicalonkan di koalisi besar sama dengan PDIP.

"Ini kan masih ada waktu lima bulan kami tidak ingin mendahului, tapi kalau ternyata ada sesuatu kesamaan niat untuk menang, maka dipastikan akan bergabung (koalisi besar dan PDIP)," ujar Nusron.

Sebelum bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Airlangga juga bertemu dengan Nusron Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.

Nusron menjelaskan langkah Airlangga bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono juga berkaitan dengan wacana koalisi besar.

Nusron menilai dalam politik tidak ada yang tidak mungkin terjadi. Untuk itu tentunya perlu komunikasi agar tujuan yang diharapkan dapat disepakati bersama.

"Politik itu kan mencari kemungkinan, pasti kita saling mengajak. Sebaliknya juga Demokrat mengajak kita (Golkar) gabung ke sana juga," ujarnya.

Lebih lanjut Nusron menjelaskan tantangan terbesar membangun koalisi besar adalah kepentingan masing-masing partai untuk mencalonkan kadernya.

Menurutnya hal tersebut bisa teredam. Sebab dengan terbentuknya koalisi besar saja sudah pasti akan ada kesamaan niat untuk memenangkan Pilpres 2024.

Dengan target kemenangan tersebut masing-masing pimpinan partai diyakini sudah punya kesamaan pemikiran akan tokoh yang akan dicalonkan sebagai capres.

"Kalau masing-masing anggota koalisi besar ini punya kesamaan niat untuk menang, tidak susah menentukan siapa capres dan cawapresnya," ujar Nusron.

"KIB punya niat untuk menang maka yang kita tonjolkan kita menyodorkan tokoh di dalam KIB. Tokoh yang kita yakin dapat membawa kemenangan terhadap pasangan yang kita usung," kata Nusron.

Komunalnews.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jusuf Kalla : Kebijakan Subsidi BBM Harus Dikurangi di Masa Mendatang

Komunalnews.com Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengomentari soal kebijakan subsidi BBM yang masih dilakukan pemerintah. Menurut dia, sebaiknya kebijakan itu tak dilanjutkan di masa mendatang. "Kalau dari sisi pemerintah dan tentu berpengaruh ke ekonomi nasional, pemerintah harus punya daya beli yang kuat. Karena itu, pemerintah seharusnya mengurangi dampak subsidi yang tidak perlu," kata dia dalam sesi Nation Hub, CNBC Indonesia, Kamis (18/5/2023). Ia melanjutkan bahwa subsidi memang tidak apa-apa diberikan ke masyarakat yang tidak mampu. Namun, jangan sampai dilakukan terus-menerus. Menurut JK, masyarakat sebenarnya mampu untuk membeli BBM tanpa subsidi. Ia menyinggung pengalamannya saat masih menjabat pada 2005 lalu. "Pengalaman saya waktu itu 2005 menaikkan BBM sampai 100% masyarakat menerimanya," ujarnya. JK juga mengomentari soal nilai ekspor yang naik, tetapi tidak dibarengi dengan cadangan devisa yang naik. Sementara itu, untuk kebijakan hilirisasi

Jokowi Memantapkan Posisi sebagai King Maker dalam Pilpres 2024

Komunalnews.com Manuver politik dengan gaya pembisik, sebenarnya menarik untuk ditilik. Pasalnya, manuver itu agak kurang mengena logika. Saat ini sudah ada tiga poros kekuatan politik yang siap terjun dalam Pilpres 2024. Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung Anies Baswedan, Koalisi Pendukung Ganjar Pranowo yang terdiri dari PDIP, dan PPP, serta KKIR yang mencapreskan Prabowo Subianto. Setelah PPP merapat ke kubu Ganjar, KIB tak lagi relevan. Partai Golkar kini sibuk kasak-kusuk mencari negosiasi yang paling menguntungkan. Sedangkan PAN, tak lagi jelas ke mana arah haluan. Jika peta capres sudah terkonfirmasi, pertanyaan tentang siapa yang mau mendengar bisikan Jokowi mencuat. Selain itu, ke mana sosok cawapres hasil musra akan dibisikkan juga jadi pertanyaan. Saat berpidato di depan para pendukungnya akhir pekan lalu, Jokowi tak lagi berbicara mengenai warna rambut, atau wajah yang berkerut. Dekat dengan rakyat, berani, dan paham bagaimana memajukan negeri, itulah rekomenda

Kisah Penemuan Cullinan, Berlian Terbesar di Dunia dari Tambang Afrika

 Komunalnews.com Pada 25 Januari 1905, di Tambang Premier di Pretoria, Afrika Selatan, berlian 3.106 karat ditemukan saat inspeksi rutin oleh pengawas tambang. Dengan berat 1,33 pon, berlian ini diberi nama "Cullinan". Ini disebut sebagai berlian terbesar yang pernah ditemukan. Frederick Wells, sang penemu, berada 18 kaki di bawah permukaan bumi ketika dia melihat kilatan cahaya di dinding tepat di atasnya. Dilansir History, penemuannya dipresentasikan pada sore yang sama kepada Sir Thomas Cullinan, yang memiliki tambang itu. Cullinan kemudian menjual berlian itu kepada pemerintah provinsi Transvaal, yang memberikan batu itu kepada Raja Inggris Edward VII sebagai hadiah ulang tahun. Khawatir berlian itu mungkin dicuri dalam perjalanan dari Afrika ke London, Edward mengatur untuk mengirim berlian palsu ke atas kapal uap yang penuh dengan detektif sebagai taktik pengalih perhatian. Sementara umpan perlahan-lahan berjalan dari Afrika dengan kapal, Cullinan dikirim ke Inggris dal