Komunalnews.com
Tim nasional sepak bola Indonesia di bawah 22 tahun terdiri atas anak-anak muda generasi Z, yang dijuluki Garuda Muda telah berhasil memenangkan pertandingan final sepak bola SEA games melawan Thailand dengan skor 5-2. Dengan kemenangan tersebut, Garuda Muda berhasil meraih medali emas sepak bola di kawasan ASEAN. Prestasi yang tidak pernah dicapai selama 32 tahun oleh tim sepak bola Indonesia.
Mereka bermodalkan keringat, napas, dan semangat yang luar biasa dengan lambang garuda di dadanya, berjibaku saling kerja sama demi satu tujuan, yaitu mengharumkan nama bangsa Indonesia. Menggapai cita-cita perjuangan mengumandangkan Indonesia raya dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih.
Pelajaran utama yang diberikan adalah membangun persatuan Indonesia! Hasil dari kemenangan tersebut telah menyatukan seluruh komponen bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Menyatu dalam emosi, kegembiraan dan kebanggaan menjadi sebuah bangsa, yaitu bangsa Indonesia.
Garuda muda telah memberikan pelajaran bahwa mereka harus memberikan yang terbaik bagi bangsanya. Bergotong royong melebur keringat dan menyatukan napas panjang agar hymne Indonesia Raya berkumandang. Tanpa pamrih, tanpa motivasi uang ataupun egoisme pribadi, ingin menonjol sendiri.
Ramadhan Sananta, Irfan Jauhari, Fajar Fathurrahman, Beckham Jauhari yang mencetak lima gol kemenangan, tampak bangga menjadi pemain Indonesia. Mereka bersama anggota tim lainnya di bawah kapten Rizky Ridho dan pelatih Indra Syafri telah berhasil menyatukan emosi dan menciptakan persatuan bangsa Indonesia, yang belakangan ini terancam porak poranda dan terkotak-kotak oleh kepentingan partai politik. Terutama pada saat ini, ketika kita memasuki tahun politik dan akan memilih calon pemimpin bangsa.
Partai politik dan para elite pimpinan parpol harus belajar dari perjuangan anak anak Garuda Muda generasi Z Indonesia, bagaimana menghilangkan egoisme, feodalisme, dan membangun semangat gotong royong sebagai sebuah bangsa.
Para elite dan pimpinan politik harus meniru bagaimana memeras keringat dan memperpanjang napas mereka demi membangun bangsa dan negara Indonesia. Bukan menikmati hasil keringat dan napas rakyat Indonesia dengan menikmati rente ekonomi sebagai pejabat partai politik.
Melepaskan egoisme dan kesombongan sebagai penguasa politik, melepaskan sifat otoriter dan budaya feodal, gila hormat, mau menang sendiri, apalagi dengan menggunakan kekuasaan untuk menghukum saudara-saudaranya yang berbeda pendapat.
Sifat tersebut telah ditanggalkan oleh anak-anak muda Garuda Muda. Mereka berjibaku dengan kompak, bergotong royong melepas egoisme kepentingan individu untuk menjadi pemenang. Mereka mempersembahkan kumandang Indonesia Raya, dengan keringat dan napas kolektif yang panjang.
Generasi pemimpin yang sudah uzur, harus rela memberikan estafet kepemimpinan kepada generasi muda, generasi milenial, dan generasi Z. Karena telah terbukti bahwa generasi muda berjuang untuk masa depan mereka, sedangkan generasi tua berjuang untuk mengamankan masa lalunya yang bermasalah! Itulah dua perbedaan yang mencolok yang harus disadari oleh kita semua.
Oleh karena itu, memasuki tahun politik, para elite pimpinan politik harus menanggalkan kepentingan kelompok, suku, ras, dan agama demi menyeleksi pimpinan nasional, yaitu pemimpin untuk seluruh rakyat Indonesia (bukan pemimpin golongan tertentu saja).
Seperti Garuda Muda, rela memberikan napas dan keringat untuk kepentingan negara dan bangsa tanpa pamrih.
Napas dan keringat tersebut jangan sampai ditukar dengan hasrat kekuasaan, menikmati rente ekonomi sebagai penguasa demi memperkaya diri dan pola hidup hedonistik (suka pamer kekayaan).
Semoga Indonesia berhasil memiliki generasi emas yang akan mengubah karakter bangsa menjadi bangsa yang ulet, tekun, toleransi, dan tidak egois mementingkan kelompok dan keluarga semata-mata.
Jangan sampai generasi emas menjadi generasi lemas karena mengalami “Salah Asuh” akibat egoisme para elite pemimpin.
Jangan memolitisasi keberhasilan Garuda Muda ini demi kepentingan politik, tetapi sebaliknya kita harus memperkenalkan semangat dan sportivitas Garuda Muda ke dalam politk.
Kita patut becermin pada Garuda muda yang telah mampu mempersatukan emosi bangsa Indonesia dalam denyut nadi kegembiraan bersama. Para elite pemimpin politik juga harus mampu menyatukan emosi solidaritas rakyat Indonesia, dengan membangun kesetaran dalam hukum (equality before the law) bagi seluruh warga negara Indonesia dan mampu mengurangi kesenjangan ekonomi (inequality). Jangan memberikan tontonan pola hidup yang hedonistik di depan mata rakyat jelata yang bersandal jepit.
Terima kasih Garuda Muda, kalian telah memberikan cermin keteladanan kepada orang tua kalian. Semoga yang tua masih mampu belajar paling tidak menyadarkan dirinya sendiri.
Komunalnews.com
Komentar
Posting Komentar